Jumat, 05 Oktober 2018

Sejarah singkat Stasiun Pasar Senen (PSE)


  Kita sering mendengar atau bahkan sering naik kereta dari Stasiun Pasar Senen (PSE). Tetapi apakah kita tahu sejarah Stasiun tersebut? Berikut adalah sejarah singkat mengenai Stasiun PasarSenen yang saya ketahui.

Stasiun Pasar Senen (PSE)

   Stasiun Pasar Senen atau yang lebih sering disebut Stasiun Senen adalah stasiun kereta api kelas A yang terletak di Senen,Jakarta Pusat tepatnya di wilayah PasarSenen. Stasiun yang terletak pada ketinggian +4,7 me ter ini termasuk ke dalam Daerah Operasi I Jakarta atau disingkat Daop I Jakarta.
Stasiun ini dibangun pada tahun 1916 dan diresmikan pada tanggal 19 Maret 1925. Stasiun ini memiliki enam jalur kereta api, dengan jalur 3 dan 4 sebagai sepur lurus.
   Nama stasiun kereta api ini diambil dari sebuah pasar yang dekat dengan stasiun ini yaitu Pasar Senen. Dinamakan Pasar Senen karena pasar ini dibuka hanya pada hari Senin, di dirikan oleh pemerintahan kolonial pada tahun 1933 untuk menghidupkan prekonomian masyarakat Weltevreden yang kini menjadi Gambir,Jakarta Pusat.
   Mulanya stasiun ini berstatus sebagai perhentian kecil yang di oprasikan oleh Bataviasche Oosterspoorweg Maatschappij atau dalam bahasa Indonesia Perusahaan Kereta Api Batavia Timur sekitaran tahun 1894. Pada tahun 1916, Staatsspoorwegen yang telah mengambil alih jalur Stasiun Pasar Senen kemudian mendirikan Stasiun Pasar Senen yang besar dan selesai dibangun pada tanggal 19 Maret 1925.  Arsitek bangunan ini adalah J. Van Gendt, dengan gaya arsitektur Neo-Indische.  Karakter vernakularnya sangat menonjol, dapat dilihat dari atap limasan yang mendominasi dengan ditambahkan atap teritisan di atas pintu masuk hall untuk melindungi bangunan dari rembesan air hujan, dan jika dilihat dari luar terlihat seperti bangunan dengan dua lantai. Pintu-pintunya bergaya Romantik dengan balutan konsol atap yang diekspos.
   Stasiun ini menjadi populer karena selalu didatangi oleh kaum pemudik yang hendak menggunakan jasa angkutan kereta api ke berbagai jurusan di Pulau Jawa. Agar pengaturan penumpang lebih nyaman, pihak Daerah Operasi I (Daop I) Jakarta menyediakan pintu-pintu yang terpisah menurut jenis keretanya, yakni untuk kereta api jarak jauh dan untuk KRL Commuter Line. Selain itu, disediakan pula terowongan bawah tanah yang menghubungkan peron jalur 1 dengan 3 dan jalur 4 dengan 6.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar