Kali ini saya akan memberikan sejarah singkat
tentang Stasiun Jakarta Kota, dan mungkin teman-teman semua sering mendengar
kata Stasiun Jakarta Kota atau yang lebih dikenal dengan sebutan Stasiun kota.
Berikut adalah sejarah singkat mengenai stasiun Jakarta Kota.
Stasiun Jakarta Kota
Stasiun jakarta Kota adalah stasiun Kereta Api Kelas besar Tipe A yang
berada si kelurahan Pinangsia,Kawasan Kota Tua,Jakarta. Stasiun ini terletak
pada ketinggian +4 meter. Stasiun ini merupakan stasiun terbesar yang berada
dalam Pengelolaan PT Kereta api Indonesia (persero) Daerah Operasi I (DAOP I) Jakarta.
Stasiun ini merupakan satu dari sedikitnya stasiun di Indonesia yang bertipe terminus (Perjalanan awal/akhir), yamg tidak memiliki jalur lanjutan lagi.
Stasiun ini merupakan satu dari sedikitnya stasiun di Indonesia yang bertipe terminus (Perjalanan awal/akhir), yamg tidak memiliki jalur lanjutan lagi.
Stasiun
ini dikenal juga sengan sebutan Stasiun Beos, nama Beos mengacu pada Stasiun
BOS (Bataviasche
Oosterspoorweg Maatschapij),
yang berada pada lokasi yang sama sebelum di bongkar. Arti lain dari kata Beos
berasal dari kata Batavia En Omstreken, yang artinya Batavia dan Sekitarnya.
Sebagaimana fungsi dari stasiun ini yaitu sebagai
pusat transportasi kereta apiyang menghubungkan
Kota Batavia Dengan kota lain seperti Bekassie (Bekasi), BuitenZorg
(Bogor), Parijs Van Java (Bandung), Karavam (Karawang), dll. masih ada nama lain untuk Stasiun Jakarta Kota
ini, yakni Batavia Zuid yang berarti Stasiun Batavia Selatan.
(Stasiun jakarta kota dari atas) |
Batavia
Zuid, awalnya didirikan sekitar tahun 1887, kemudian ditutup npada tahun 1926 untuk direnovasi
menjadi bangunan yang kini ada. Sekitar 200 meter dari stasiun yang di tutup di
bangunlah stasiun Jakarta Kota yang sekarang. Pembangunan selesai pada tanggal
19 Agustus 1929 dan secara resmi digunakan pada 8 Oktober 1929. Acara
peresmiannya dilakukan secara besar-besaran dengan penanaman kepla kerbau oleh Gubernur Jendral jhr. A.C.D. de Graeff yang berkuasa pada Hindia Belanda pada 1926-1931.
Di balik kemegahan stasiun ini, tersebutlah nama seorang arsitek Belanda kelahiran Tulungagung, 8 September 1882,
yaitu Frans
Johan Louwrens Ghijsels.
Bersama teman-temannya seperti Hein von Essen dan F. Stolts yang menamatkan pendidikan arsitekturnya di
Selft.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar